Sabtu, 13 Oktober 2018

Alkisah M. Ulul Azmi Askandar Masuk Pondok

                                           Story Family Azmi Askandar


Hari ini adalah hari dimana Azmi mulai mondok di pesantren yang berada di daerah Probolinggo Jawa Timur, yaitu Pondok Pesantren Nurul Qadim. Sebenarnya ia sangat sedih karena harus jauh dari kedua orang tuanya dan kedua adiknya. Tetapi, ia harus tetap mondok karena ia ingin membanggakan kedua orang tuanya. Ia harus tetap semangat.



"Mas, barang-barangnya sudah siap semua belum? Gak ada yang ketinggalan kan nak?"
Tanya sang abi dari depan pintu kamar.

"Gak ada bi, udah aku masuk-masukin ke dalam tas semua. Lagi pula gak akan ada yang tertinggal kok bi. Kan semalam ummi sama mbok Iyem ngebantuin ngeberesin juga."
Jawab Azmi dari dalam kamar.

Abi hanya mengangguk paham dan berlalu menuju garasi mobil untuk memanaskan mobil.
Azmi pun mengecek handphonenya dan membawanya untuk memberikan kepada sang ummi. Karena di ponpes tersebut ialah santri dilarang membawa handphone.

"Mas"
Panggil sang adik yang paling kecil yaitu Dek Rara.

"Iya kenapa?"
Tanya Azmi dengan lembut.

"Mas nanti di pondoknya jangan lama-lama yaah. Nanti aku kangen sama mas."
Ucap dek Rara dengan sangat menggemaskan sekali.

"Loh, yaa nanti dong mas pulangnya kalo lagi liburan aja. Lagi pula adek kan bisa sambangin mas ke pondok."
Ucap Azmi sembari berjongkok untuk menjajarkan tubuhnya dengan sang adik.

Dek Rara memeluk erat tubuh Azmi dan azmi pun membalas pelukannya.


Ummi yang melihat kedua anaknya sedang berpelukan hanya mampu tersenyum kecil. Ummi memasuki kamar Azmi dan mengelus rambut dek Rara yang masih dalam pelukan Azmi.

"Hey, nak lihat ummi sini."
Suruh ummi sembari membalikkan tubuh dek Rara agar menghadapnya.

"Mas Azmi di pondok itu mau menuntut ilmu, bukan untuk main-main nak, jadi nanti kalau kamu mau ketemu sama mas Azmi kamu bisa bilang ke ummi atau abi. Lagi pula kan di rumah masih ada ummi, abi, mas Naufal, mbak Wina, dan mbok Iyem yang bisa main sama adik."
Jelas ummi kepada dek Rara.

"Janji yaa ummi? Nanti kalau aku mau ketemu sama mas Azmi, ummi mau anterin aku yaa buat ketemu sama mas Azmi."
Ucap dek Rara.

"Janji."
Ucap ummi seraya mengelus pelan rambut dek Rara.

Naufal yang tiba-tiba memasuki kamar Azmi dan meledek sang adik yang sedang dalam pelukan sang ummi tersebut.

"Lebay kamu dik, kaya mau di tinggal jauh aja."
Ledek Naufal.

"Biarin wekkk."
Ucap dek Rara sembari menjulurkan lidahnya.

"Udah gak boleh berantem. Sekarang lebih baik kita berangkat nganter mas Azmi yuk."
Ajak sang ummi.

"Mau di gendong sama mas Azmi."
Rengek dek Rara.

Azmi hanya terkekeh geli melihat tingkah menggemaskan sang adik dan menggendong sang adik. Ummi hanya tersenyum keci melihat kelakuan sang anak tersebut.

"Aduhhh anak abi manja sekali."
Ucap abi saat melihat dek Rara di gendong oleh Azmi.

"Anakmu tuh mas, gak mau jauh-jauh dari masnya."
Ucap umi seraya terkekeh kecil.

Abi hanya terkekeh geli mendengar penuturan dari sang istri.

"Yasudah yuk masuk mobil kita berangkat sekarang."
Ajak abi.


Hampir 2 jam perjalanan akhirnya mereka sudah tiba di Pondok Pesantren Nurul Qadim. Mereka langsung memasuki tempat pertemuan orang tua yang ingin menitipkan anaknya di Pondok Pesantren tersebut.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."
Jawab Gus Hafidz dan Gus Hadi.

"Silahkan masuk pak, bu."
Suruh Gus Hafidz dengan ramah.

"Terima kasih."
Ucap abi dengan disertai senyuman manisnya.

"Saya ingin menitipkan anak saya di Pondok Pesantren ini Gus."
Ucap abi memulai pembicaraan.

"Iya...InsyaAllah kami bisa membimbing anak bapak dan ibu."
Ucap Gus Hafidz.

"Yasudah terima kasih banyak Gus."
Ucap abi seraya bersalaman dengan Gus Hafidz dan Gus Hadi.

"Kami pamit yaa Gus, Wassalamualaikum."
Pamit abi dan ummi.


Saat sedang di loby pesantren, dek Rara tidak ingin turun dari gendongan Azmi yang membuat ummi dan abi bingung bagaimana caranya agar anaknya yang paling kecilnya itu meleaskan gendongan tersebut.

"Sayang, mas Azminya sudah dipanggil tuh sama gurunya. Mau dianterin ke kamar dulu nak, kamu digendong sama ummi dulu yaa? Nanti kapan-kapan kita kesini lagi nak."
Ucap ummi dengan sangat lembut.

"Ayolah nak, gak boleh kaya gitu ahh. Gendong sama abi yaa? Mau?"
Ucap sang abi.

Dek Rara pun mengangguk pelan dan akhirnya digendong oleh sang abi.

"Yasudah mas sana gih ke kamar."
Ucap ummi.

Azmi pun mengangguk dan mencium kening sang adik kecilnya tersebut.
Ummi pun memeluk sang anak sulungnya tersebut dengan erat sekali seperti tidak ingin dilepaskan.

"Belajar yang rajin ya nak, nurut sama pak kyai dan jangan bandel kalau dibilangin."
Pesan sang ummi tepat ditelinga Azmi.

Ummi pun mencium kening sang anak dengan sangat lembut sekali sampai Azmi memejamkan matanya merasakan kelembutan tersebut.

"Azmi pamit ke kamar yaa mi, bi. abi sama ummi hati-hati dijalan yaa. Assalamualaikum."
Pamit Azmi dan bersalaman dengan kedua orang tuamya dan berlalu dari hadapan mereka.


Azmi Point Of View

Aku diantarkan ke kamar oleh pengurus Pondok Pesantren tersebut. Aku sekarang sudah berada di kamar An-Najm dan disana juga sudah ada 3 orang anak laki-laki yang tidak aku kenal. Aku hanya diam dan tersenyum menatap mereka, lalu mereka pun membalas senyumku.
Aku ingin memulai memperkenalkan diri tetapi aku sangat malu untuk memulainya. akhirnya ada satu orang diantara mereka menanyakan namaku dan memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Nurus, kalau namamu siapa?"

"Nama saya Azmi."
Ucapku dengan malu-malu.

"Salam kenal yaa."
Ucapnya dengan ramah.

Dan kedua temanku yang lain juga memperkenalkan namanya. Setelah berkenalan aku ingin beristirahat sejenak sembari menunggu Adzan Ashar.
Suara adzan pun berkumandang aku segera bangun dari tidurku dan segera bersiap-siap untuk sholat berjama'ah di masjid. Aku melihat sekelilingku, Hah? kok sepi sekali kamar ini...kemana ya mereka bertiga? Apa mungkin aku sudah berada di masjid? Ah, sudahlah lebih baik aku bersiap-siap saja menuju ke masjid.


Gambar mungkin berisi: 5 orang, orang tersenyum, orang berdiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar